Senin, 17 Desember 2012

FISIK DAN MUTU BENANG


FISIK & MUTU BENANG


B.1. Hubungan Fineness dengan Tensile Strength



                             Fh (cN)
Rumus  :     Rh = ------------
                             Ttv (tex)

Dimana: Rh = Fineness dan hubungannya dengan tensile strength dalam cN/tex
               Fh = maximum tensile strength dalam cN
               Ttv =fineness dalam tex.

Contoh : Fh = 177,2 cN

               Ttv=   24,6 tex
                                                  177,2
                Maka :             Rh = --------- = 7,2 cN tex.
                                                   24,6

B.2. Breaking force /Single Yarn Strength :




Adalah suatu ukuran kekuatan yang dibutuhkan untuk dapat memutuskan SATU HELAI benang dihitung dalam centi Newton per tex. Sample biasanya diambil dalam dua puluh kali pengukuran dan kemudian di rata- rata.

Breaking force = 180 cNtex artinya dibutuhkan kekuatan sebesar 180 cN untuk dapat memutus benang nomor satu tex.
                    
Catatan :  1 Newton adalah besarnya gaya yang diperlukan untuk membuat benda
                 bermassa 1 kilogram untuk mengalami percepatan 1 meter/ detik.
                1 newton = 1 kg m/s² =  0,10197 kilopoung(kgf) = 0,22481 lbf.
                1 kgf (1 kp) = 9,80665 Newton.==è( 1 / 0,10197 = 9,80665 N)

B.3.  R.K.M (Reisskilometer).

Yaitu berapa panjang benang (dalam satuan kilo meter) dimana benang tersebut putus karena menahan bobotnya sendiri. RKM = 2 artinya benang tersebut putus setelah menahan beban benang itu sendiri sepanjang 2 kilometer.

B.4. Tenacity :


Yaitu suatu ukuran kekuatan (gaya) yang dibutuhkan untuk dapat memutuskan 1 lea (590 meter) benang, dihitung dalam gram/ kg force. 1 kgf = 9,80665 Newton.

B.5.  cN tex ç=====è Rkm

n RKM = n x 1,0197 cN/tex
                                              590
n RKM = n x 1,0197 x 1,02 x --------  kgf
                                               Ne

Contoh:
Ada benang Ne 30 rayon ditest disuatu laborat, RKM nya = 165.
-Berapakah nilai single yarn strength nya?
-Berapakah nilai tenacity nya?

 Jawab: - Single Yarn strength : Rumus:    n RKM = n x 1,0197 cN/tex

                Ada benang strength nya = 165 Rkm.
                Tanya : Strength nya dalam cN tex?

                Single yarn strength = 165 x 1,0197 cNtex = 168,25 cNtex.

             - Tenacity : Rumus:
                                                                     590
                n RKM = n x 1,0197 x 1,02 x --------  kgf
                                                                      Ne
                                                      590
                165 x 1,0197 x 1,02 x -------- kgf =  3.375 kgf.
                                                       30

Contoh lain:
Ada benang Tenacity nya = 20 Cn/tex.
Berapa Tenacity nya dalam RKM?

Jawab : Kita pakai rumus Breaking Strength.

                                         n RKM = n x 1,0197 cN/tex
                                                                m
                                         m cN/tex = -----------  Rkm.
                                                             1,0 197
                                                                                                       20
Bila Tenacity nya = 20 cN/ Tex, maka dalam system Rkm = ------------ = 19,6 Rkm.
                                                                                                    1,0197

Contoh lain:

Benang 30s Yarn strength nya 365 Rkm. Berapa yarn strength nya dalam Kgf?
Jawab:
 Rumus =
                                                                  590
                n RKM = n x 1,0197 x 1,02 x --------  kgf
                                                                   Ne

                                                                         590
                365 Rkm = 365 x 1,0197 x 1,02 x ---------- Kgf = 7466,14 Kgf 
                                                                          30

B.6. Lea Strength


1 lea = 120 yads. Lea Strength adalah kekuatan tarik 120 yards benang yang digulung dalam 80 untaian (panjang untaian +/- 120 yds/ 80/2 = 0,75 yds), diukur dalam lbs.
Makin tinggi nilai Lea Strength, berarti benang makin baik.

B.7. Imperfection (ketidak sempurnaan)

Ketidak sempurnaan atau ke tidak rataan benang adalah total jumlah thin (tipis), thick (tebal) dan neps (benjolan) dalam ukuran tertentu dalam 1000 meter benang.

B.8. Thin places (benang tipis).

Thin places adalah suatu tempat pada bagian benang yang mengalami pengecilan -50% dari rata rata diameter benang seharusnya.


B.9.  Thick palece (benang tebal).

Thick places adalah suatu tempat pada bagian benang yang mengalami penebalan 50% lebih dari rata- rata diameter nya.

B.10. Neps (butiran benjolan)

Nep adalah adanya pembesaran 200% lebih dari diameter rata- rata benang yang terjadi pada suatu titik bagian benang dengan panjang minimal 1 mm. Neps sering disebabkan oleh terbawanya kumpulan waste fiber yang terkumpul pada daerah yang dilewati benang. Dengan demikian. Cara mengatasi neps paling utama adalah dengan meningkatkan kebersihan mesin.

Makin sedikit jumlah TOTAL  IMPERFECTION, berarti benang tersebut makin baik.
Berikut ini standard total imperfection yang dianjurkan untuk masing- masing jenis proses pembuatan benang:

Imperfections
Ring- spun- yarn
Rotor- spun- yarns
Thin places
-50%
-50%
Thick places
+50%
+50%
Neps
+200%
+280%

B.11.  Uster% (U%).


Uster% adalah ukuran ketidak rataan sliver/roving atau benang. Nilainya adalah variasi dalam berat (grams) pada tiap satuan panjang.
Makin rendah nilai U%, berarti benang makin baik.

B.12. Ketidak rataan U%. (Uster Eveness in%/ UE%)


Ini adalah ukuran prosentasi variasi dari KETIDAK SEMPURNAAN (imperfection) dari sehelai benang.
Makin rendah UE% sehelai benang, berarti makin baiklah ia.

B.13. Derajat bulu (Degree of Hairiness/ dH).

  


Derajat bulu adalah berapa banyak bulu (yaitu serat yang keluar dari badan benang) seukuran 1 mm atau lebih dalam satu meter benang.
Hairiness 3,5 artinya dalam satu meter benang tersebut terdapat rata- rata 3,5 helai bulu yang memiliki ukuran 1 mm lebih.
Dalam laborat hasil kanjian, derajat bulu diukur lebih teliti dan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu:                    Kelompok 1 mm.
                            Kelompok 2 mm
                            Kelompok 3 mm
                            Kelompok 4 mm, dan
                            Kelompok 5 mm.

Untuk mesin air jet loom, standart benang setelah dikanji, derajat bulu 3 mm sebaiknya jangan lebih dari 5 pcs/ meter.
Bila bulu 3 mm ternyata jumlahnya lebih dari 5 pcs / meter, berarti covering factornya tidak cukup (penganjian jelek), dan akan menyebabkan banyak stop pakan.


B.14. Variasi Derajat Bulu (sH).

Standart deviasi sH adalah nilai dari variasi derajat bulu. Dalam satu batch, yang terdiri dari beberapa kelompok mesin dan beberapa kelompok spindle dinilai variasi jumlah bulu permeternya. Makin kecil sH nya berarti makin bagus benang tersebut.

B.14.1  Hubungan antara nomer benang dengan derajat bulu.

Makin besar jumlah serat dalam bidang melintang benang dengan twist yang tetap, akan makin banyak bulu yang mencuat dari permukaan benang. Maka makin besar suatu benang, makin banyak pula bulunya.

B.15.  Elongation% (Daya Mulur)


Daya mulur adalah kemampuan sehelai benang untuk mulur dibanding dengan panjang aslinya.
Elongation 10%, artinya benang tersebut dapat ditarik sampai panjangnya lebih 10% dari panjang aslinya sampai benang tersebut putus.
Daya mulur ini ditentukan atas dasar pemakaian dan permintaan customer. Pabrik Rajut biasanya menentukan specifikasi. mulur yang lebih disbanding pabrik tenun.

B.16. Classimat Fault.


Classimat fault adalah rata- rata nilai keseluruhan (summary)  dari random test (uji petik) terhadap 23 type pengujian pada laboratorium spinning terhadap suatu produk benang dengan menggunakan Uster Classimat System.
Tiap- tiap pabrik spinning akan menentukan criteria penilaian mana yang akan dipakai sebagai standart kualitas pabrik tersebut.




1
2
3
4
A





B





C





D






B.17. Uniformity Ratio (Rasio keseragaman)

Rasio keseragaman adalah ratsio 50% Span length dibanding 2,5% Span Length.

B.18. 2,5% Span Length


Yaitu jarak 2,5%  ujung serat benang yang lebih dari batas Klem yang menjepit dari rata- rata panjangnya.

Dimana ketentuannya adalah sbb:

Kurang dari 1.00
Serat pendek
1.00 ~ 1.14
Sedang
1.15 ~ 1.29
Serat panjang
Lebih dari 1.29
Sangat panjang


B.19.  50% Span Length.

Yaitu jarak 50%  ujung serat benang yang lebih dari batas Klem yang menjepit dari rata- rata panjangnya.
Maka 50/2,5 Uniformity Ratio ketentuannya adalah sebagai berikut:

Kurang dari 42
Keseragamannya sangat rendah
42 ~ 43
Keseragaman rendah
44 ~ 45
Keseragaman rata- rata
46 ~ 47
Keseragaman tinggi
Lebih dari 47
Keseragaman sangat tinggi
                                                                                                           (Toyobo Textile Fibre)
B.20. Short Fibre Index (SFI)

SFI adalah estimasi perkiraan kandungan serat serat pendek yang terdapat pada serat katun. Nilainya adalah berapa persen jumlah berat kandungan serat pendek pada total berat serat yang ada.

Dibawah ini Klassifikasi dan ketentuan tentang panjang pendeknya serat, dengan basic staple length ¼ inchi (basic staple length ¼ inchi karena ada serat- serat cotton dengan panjang hanya  ½ ~ 11/16 /serat Oomras India) :

Kurang dari 1.10
Serat pendek
1.10 ~ 1.24
Serat medium
1.25 ~ 1.39
Serat panjang
Lebih dari 1.39
Serat sangat panjang

B.21. Micronaire (Kehalusan Serat)



Micronaire adalah suatu ukuran kehalusan serat, yaitu perbandingan antara panjang dan penampangnya. Serat yang panjang dengan penampang yang kecil adalah serat yang LANGSING dengan nilai micronaire rendah. Sedang serat yang sama panjang  dengan penampangnya lebih luas adalah serat yang GEMUK, berarti nilai micronaire nya tinggi. Serat yang langsing akan lebih mudah dipintal daripada serat yang gemuk. Salah satu methode pengukurannya adalah dengan menghembuskan angin pada segumpal serat kapas dengan ukuran dan berat tertentu (50 grain , i.e.3.24 gram). Serat yang gemuk akan menghambat udara lebih besar dari serat yang langsing, karena serat gemuk akan mengisi ruangan lebih padat dari serat langsing.

Dengan methode hembusan angin ini berarti makin besar angkanya, makin kasar seratnya. Berikut adalah standart batasan micronaire:

Micronaire
Ketentuan
Kurang dari 3,0
Sangat halus
3,0 ~ 3,6
Halus
3,7 ~ 4,7
Sedang
4,8 ~ 5,4
Kasar
5,5 lebih
Sangat kasar


Catatan:
Diijinkan untuk mengutip sebagian kecil artikel ini--tidak boleh seluruhnya -- untuk dimuat di situs lain dengan menyebutkan link dan sumber. Apabila ditemukan copy/paste seluruh artikel atau tanpa menyebutkan sumber, akan diajukan ke DMCA Google Complaints supaya di-banned dari Google search. Harap maklum.

                                                              (See: http:/www.softextile.biz/yarntechnicalterms)







6 komentar:

  1. sangat membantu pakde tulisanya, smoga jadi amal baik, terus menulis dan mengamalkan ilmunya . selamt sukses

    BalasHapus
  2. Automatic Micronaire Meter, used to determine the micronaire value of cotton fibre. Micronaire Tester complies with ISO2403-1972, GB/T6498-2008, GB1103-2007, etc. You can get more informations at: www.testextextile.com/product/automatic-micronaire-meter-tb310/

    BalasHapus
  3. Sangat membantu pak tulisannya..terimakasih😊

    BalasHapus
  4. Mantab, ilmu ladang pahala lanjutkan 👍🙏

    BalasHapus
  5. Nhn ilmu nya tentang per benangan

    BalasHapus
  6. Alhamdulillah terimakasih ilmunya

    BalasHapus