RUMUS – RUMUS PENGANJIAN
I.
Umum
Pada rumus- rumus yang sudah ditentukan
dalam sebuah pekerjaan harus dianggap 1 liter kanji SETARA dengan 1
liter air = 1 kilogram. Hal ini untuk mempermudah perhitungan tanpa
pengaruh yang berarti terhadap aslinya.
Karena kesamaan dimensi, maka pada
rumus- rumus dibawah ini kadang- kadang larutan kanji dinyatakan dalam Kg,
kadang dinyatakan dalam Liter. Karena itu adalah mungkin hasil setiap
perhitungan ditulis dalam satuan MASSA, sebagaimana digunakan pada proses
penganjian.
II.
Perhitungan- perhitungan larutan kanji
II.1. Konsentrasi
kanji
Diketahui : Berat bahan kanji (dalam Kg)
Kandungan air dalam bahan
kanji (Kg)
Larutan kanji yang
dihasilkan (Kg)
Berat bahan kanj (Kg) x (100 – kandungan air %)
Konsentrasi
Lar.Kanji % = -----------------------------------------------------------------
Larutan kanji yang dihasilkan
Misal:
Berat bahan kanji total = 100kg
Kandungan air = 5%
Larutan kanji yang dihasilkan = 800 liter.
Maka Konsentrasi Larutan = 100 - (100 - 5%)/ 800 x 100% = 11.875%
II.2. Komponen
padat dalam larutan kanji (Kg) / Bahan Aktive.
Diketahui: Larutan kanji yang dihasilkan (Kg).
Konsentrasi kanji (%)
Larutan kanj (Kg) x Konsentrasi
Komponen
padat (Kg) = --------------------------------------------------
100
Misal:
Larutan kanji = 800 liter
Konsentrasi = 11.875%
Komponen pada (Active Content) = 800 x 11.875/ 100 kg = 95 kg.
II.3. Berat bahan
kanji (Kg) yang dibutuhkan untuk campuran larutan kanji.
Diketahui : Banyaknya larutan kanji yang dibutuhkan.
Konsentrasi kanji.
Kandungan air dalam bahan
kanji (%)
Banyak larutan kanji (Kg) x
Konsentrasi (%)
Berat
bahan kanji = -------------------------------------------------------
100 – kandungan air (%)
Misal:
Banyaknya larutan kanji yang dibutuhkan = 800 liter
Konsentrasi = 11.875%
Kandungan air = 5%
Berat bahan kanji yang dibutuhkan = 800 x 11.875/ (100 - 5) = 100 kg.
II.4. Banyaknya
air yang diperlukan (L) untuk membuat larutan kanji
dengan jumlah tertentu.
Diketahui : Banyaknya larutan kanji yang diinginkan (L).
Berat kanji (Kg).
Penambahan air karena
kondensasi uap (%).
Volume spesifik kanji (SV/
Berat Jenis) dalam larutan kanji = 0,7dm³/ Kg.
Banyaknya larutan kanji (L) x
100
Air
(L) =
---------------------------------------------
- (Kanji (Kg) x dm³/Kg)
100 + kondensat %
II.5. Kerugian
adanya kondensat pada saat pemasakan (L + %).
Diketahui : Banyak air (L).
Kanji (Kg).
VS (Volume spesifik kanji
= dm³/kg)---- = 0,7 dm³/ Kg.
Banyaknya larutan yang
dihasilkan (L).
Kondensat
(L) = Larutan kanji (L) – Air (L) – (Kanji Kg x
dm³/Kg)
Kondensat
(%) = Larutan kanji (L)/ (Air (l) – (Kanji Kg x dm³/Kg)
II.6. Contoh- contoh perhitungan larutan kanji.
Diinginkan : 400 liter larutan kanji
Konsentrasi kanji = 10 %
Dicari: 1.Berat bahan kanji yang dibutuhkan
2.Banyaknya
air awal yang dibutuhkan.
Bila diketahui: Kerugian kondensat
= 15%
Kandungan
air dalam kanji 20% è active content
= 80%
Volume
spesifik kanji dalam larutan = 0,7 dm³/kg.
II.6.1.
Kebutuhan Larutan kanji (Kg)
Larutan kanji (Kg) x
Konsentrasi (%)
Kanji (Kg) =
----------------------------------------------
100 – Kandungan air (%)
400 Kg x 10 %
= ------------------------- =
50 Kg.
100 – 20 %
II.6.2.
Banyaknya air yang dibutuhkan (Ltr).
Lar.Kanji (L) x 100
Air (L) = ---------------------------
- (Kanji (Kg) x Vol. Spesifik, dm³/Kg)
100 + Kondensat %
400 (L) x 100
= --------------------------- - (50
Kg x 0.7 dm³/Kg) = 313 Liter
100 + 15 %
III.
Perhitungan Penganjian dan Larutan Kanji Yang Terserap
(Wet Pick Up/ WPU %).
III.1. Larutan
Kanji Terserap (%).
Diketahui:
Larutan kanji yang terpakai didapat
melalui pengukuran pada size box.
Total
end x panjang tarikan
Berat lalatan benang (kg) =
----------------------------------
Nm x 1000
Catatan: Nm = Ne x 1,693
Lar. Kanji terpakai (Kg) x 100
Larutan kanji terserap (%) =
-----------------------------------------
Berat lalatan benang (Kg).
III.1.1.
Cara mendapatkan berapa banyak larutan kanji terpakai
pada mesin Suatu Mesin Sizing
Pemakaian larutan kanji diukur di bak
penampung (size box) mesin kanji. Selama pengukuran tidak boleh ada penambahan
atau pengurangan larutan kanji didalam
bak. Posisi rol penekan dan katup over
flow tidak berubah. Sirkulasi larutan kanji kebagian depan melalui katup over
flow juga harus terjadi selama pengukuran.
Pada awal pengukuran keadaan larutan
kanji dalam bak penampung (Size box) tidak boleh lebih tinggi dari 270 mm dan
pada akhir pengukuran tidak boleh lebih rendah dari 50 mm. (Untuk mesin kanji
Sucker Muller)
Isi larutan kanji pada bak pada perbedaan tinggi permukaan (cm).
A = Perbedaan tinggi (dalam cm,
tiap 1 cm = 6.5 l. untuk
Squezing roll 2000 mm è untuk mesin sizing lain, nilai
ini mungkin tidak sama).
W = Lebar rol penekan (dalam cm).
H = Berkurang nya tinggi larutan.
Cara
mengukur pemakaian larutan kanji
Pada awal pengukuran, sebuah penggaris
dimasukkan tegak lurus kedalam larutan kanji di sizebox èH1 dlm cm.
Setelah selesai penarikan 1000 meter
benang lusi, tinggi larutan dibak tersebut diukur kembali. Pengukuran harus
dilakukan ditempat yang sama seperti pada saat awal percobaan è H2 dlm cm. Pengukuran sebaiknya
dilakukan berkali- kali supaya didapat
angka yang akurat.
Maka H = H1 – H2.
Pemakaian larutan kanji Actual (L) = H x
A liter.
Total
end x panjang tarikan
Berat lalatan benang (kg) =
----------------------------------
Nm x 1000
Pemakaian larutan kanji (L) x 100
Larutan kanji terserap (%) =
---------------------------------------------
Berat benang (Kg)
III.1.2.
Contoh Perhitungan Prosentase Penyerapan Kanji Basah
(WPU%)
Diketahui : Jumlah benang = 5000 helai
Nomor benang = Ne 29.53/1 ~
Nm 50/1
Panjang Pengetesan = 1000
meter.
Penurunan permukaan kanji H
= 23 Cm
Lebar Squezing Rol = 2000
mm è A= 6.5 Lt.
Pemakaian larutan kanji (L) = 23 x 6.5 =
149.5 L
5000 x 1000
M
Berat benang (Kg) = -----------------------
= 100 Kg.
Nm 50/1 x 1000
149.5 L x 100
Wet
Take Up (WTU %) = ----------------------
= 149.5 %
100
III.2. Lapisan
Kanji (TU %) Pada Lalatan Benang dalam % dan Kg.
Diketahui : Lapisan kanji %
Berat
benang murni (sebelum dikanji) dalam Kg.
Berat benang (Kg) x Lapisan kanji %
Lapisan Kanji (Kg) = -------------------------------------------------
100
Dengan pertimbangan : Kelembaban standart benang sebelum dan
sesudah kanji dianggap tetap.
Maka: Lapisan kanji (Kg) = Berat benang setelah kanji – Berat
Benang - sebelum
dikanji.
III.3. Larutan
Kanji Yang Diperlukan (Kg).
Diketahui : Penyerapan larutan kanji (%)
Berat benang (Kg) sebelum
dikanji.
Berat
benang murni x TU%
Lapisan kanji yang diperlukan (Kg)
= --------------------------------------
100
III.3.1.
Kebutuhan Larutan Kanji Effektif (Kg/ jam)
Diketahui : Penyerapan kanji (WPU%)
Daya gulung benang (Produksi
Kg/ jam) pada operasi
mesin yang tidak terputus
putus x Effisiensi mesin (%).
Kebutuhan larutan kanji effektif (Solution Kg/jam) è
Daya gulung benang
(Kg/h) x Penyerapan (%) x Eff %
Solution Kg/jam =
-------------------------------------------------------------
100 x
100
1. Daya Gulung
Benang dan Daya Penguapan Air pada Penganjian (Kg/jam).
Diketahui : Jumlah benang (helai).
Berat benang ( Kg ; Lihat
3.1.2)
Penyerapan kanji (WPU %)
Lapisan kanji (TU %).
Kelembaban/ moisture %.
Maka
:
Daya penguapan (Kg/h) x 100
Daya Gulung
Benang (Kg/h) = ------------------------------------------------------
Penyerapan (WPU) % - Lapisan kanji (TU) %
Catatan: Selama ada perbedaan
kelembaban yang cukup besar antara
benang
sebelum dan setelah terkanji, maka perbedaan itu harus
diperhitungkan.
Diketahui :
Daya penguapan alat (Cylinder) pengering (Kg/h).
Penyerapan larutan kanji (WPU) %.
Konsentrasi kanji (%).
Kelembaban sebelum pengeringan % (A).
Kelembaban setelah pengeringan % (B).
Perbedaan kelembaban% = (A-B) dimana A > B
Maka:
Daya
penguapan (Kg/h) x 100
Kandungan
air dibenang (KG/h) = ------------------------------------------
Kandungan air di benang (%)
1.1.1.
Daya Gulung Benang Effektif.
Diketahui : Daya gulung benang theoritis
(Kg/h)
Effisiensi (%)
Daya gulung benang theoritis x effisiensi (%).
Daya gulung benang effective =
--------------------------------------------------------
100
1.2.
Daya Penguapan Air (Kg/h).
Diketahui: Daya gulung benang
Penyerapan kanji (WPU %)
Konsentrasi kanji (%)
Telah diketahui sebelumnya : Kelembaban
benang murni (%)
Kelembaban benang sebelum dan sesudah dikanji.
Daya Penguapan Air (Kg/h) =
Daya Gulung Benang (Kg/h) x Penyerapan
kanji (%) x (100 – konsentrasi kanji (%)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
100 x 100
Catatan:
Telah diterangkan sebelumnya bahwa perbedaan kelembaban antara benang,
sebelum dan sesudah pengeringan, tidak boleh diabaikan.
Daya gulung benang (%) x Perbedaan kelembaban (%)
Daya penguapan air (Kg/h) =
-------------------------------------------------------------------
100
1.2.1. Daya
Penguapan Air (Kg/h) dari lalatan benang
basah.
Perlu dimengerti bahwa:
Alat pengering menguapkan:
a.
Kandungan air dari larutan kanji
b.
Kandungan kelembaban pada benang yang dikanji.
Catatan:
Bila kelembaban benang adalah stadrat, maka rumus yang tertera pada 4.2 dapat
dipergunakan, dimana harus ditambahkan unsur daya pengeringan benang terkanji.
Diketahui: Daya penggulungan benang (Produksi/jam)
Penyerapan
larutan kanji (WPU%)
Konsentrasi larutan kanji (%)
Kelembaban
benang murni % (A)
Kelembaban
sesudah pengeringan (B)
Perbedaan
kelembaban (H %) = ( A – B) .
Produksi (Kg/jam) x Penguapan (%) x (100 – konsentrasi(%)
Daya penguapan air (Kg/jam) =
---------------------------------------------------------------
100 x 100
Produksi (Kg/j) x Perbedaan kelembaban (%)
+ ----------------------------------------------------------
100
1.3.
Kecepatan mesin (meter/ menit).
Diketahui : Berat benang (gram/ meter)
Daya penguapan air (Kg/jam)
Penguapan larutan kanji (%)
Konsentrasi kanj (%)
Harus diketahui sebelumnya
kelembaban standart benang
sebelum dan sesudah dikanji.
Catatan:
Berat benang untuk memudahkan dipakai satuan gram/ meter, system nomor yang
dipakai adalah Nm = Ne/ 1,693, yakni berapa meter panjang benang tiap 1gram
nya. Misal: Nm 40, berarti tiap satu gram = 40 meter. Maka 80 gram benang Nm
40, panjangnya = 40 x 2 = 80 meter.
Lihat hal ini pada system penomoran
benang.
Daya
penguapan air (Kg/j) x 1000 x 100 x 100
Kecepatan mesin =
---------------------------------------------------------------------- m/mnt
Penyerapan (%) x
(100 – konsentrasi%) x 60 x Berat benang
1.3.1. Kecepatan mesin rata- rata. (Meter/menit)
Untuk menghitung kecepatan mesin rata-
rata, harus diperhatikan factor effisiensi mesin.
Kecepatan mesin (Meter/menit) x Effisiensi %
Kecepatan mesin rata- rata (M/mnt) =
--------------------------------------------------------
100
2.
RUMUS- RUMUS APLIKATIF PADA PROSES PENGANJIAN.
2.1.
Panjang benang terkanji (meter).
Diketahui : Berat benang (Kg) sebelum dikanji
Nomor
benang = Nm ~ Ne/ 1,693.
Jumlah
benang (helai)
Berat benang (Kg) x Nm x 1000
Panjang benang (M) = ------------------------------------------
Jumlah benang
2.2.
Berat benang sebelum dikanji (Kg)
Diketahui : Panjang benang yang diproses kanji
Jumlah benang (helai)
Nomor benang Nm = Ne/1,693.
Panjang
benang (M) x Jumlah benang
Berat benang (Kg) =
------------------------------------------------
Nm x 1000
2.3.
Waktu yang dibutuhkan untuk penganjian (menit).
Diketahui : Panjang benang (M)
Kecepatan mesin (M/mnt)
Effisiensi mesin (%).
Berat benang (Kg) x 100
Waktu penganjian =
----------------------------------------------------- menit
Daya gulung
benang (Kg/j) x Effisiensi (%)
3. CONTOH –
CONTOH PERHITUNGAN PRODUKSI.
Dari benang yang akan dikanji, dicari:
1-
Larutan kanji yang diperlukan.(Liter = kg)
2-
Kecepatan mesin (M/mnt)
3-
Daya penggulungan efektif (%).
4-
Waktu penganjian benang tersebut.
Data- data
yang diketahui:
-
Benang yang akan dikanji = Cotton yarn.
-
Jumlah benang = 5000 helai.
-
Nomor benang = Nm 40/1 = Ne 23,6.
-
Jumlah
benang
Berat benang = --------------------
gram/ meter
Nm
5000
-
= Berat benang (Gram/ meter) = ---------- = 125 gram/
meter.
40
-
Panjang benang = 9000 meterè berat = 125 gram x 9000/ 1000 = 1125 kg.
-
Konsentrasi kanji = 10 %
-
Penyerapan kanji yang diperkirakan = 150%.
-
Daya penguapan oleh mesin yang diperkirakan 700 kg H2O / jam.
-
Effisiensi mesin tanpa waktu stop = 90 %.
-
Perbedaan kelembaban antara benang sebelum dan sesudah
kanki = 0
Maka:
3.1.1. Larutan
kanji yang dibutuhkan (L):
Berat benang sebelum dikanji x penyerapan kanji (WPU%)
L =
--------------------------------------------------------------------------
100
1125 x 150%
L = --------------------- = 1687.5 liter.
100
3.1.2. Kecepatan
mesin (M/menit).
Daya
penguapan air (Kg/jam) x 100 x 100 x 1000
Kecepatan (M/mnt) =
--------------------------------------------------------------------------
Penyerapan (%) x (100 – konsentrasi %)
x 60 x berat benang/ meter
700 Kg x
1000 x 100
x 100
=
-----------------------------------------------------------
150% x (100 – 10%) x 60 x 125 gram/m
= 69.1 meter/ menit.
3.1.3. Daya gulung
benang (Kg/jam).
Berat
benang/meter x Kecepatan mesin (m/mnt) x 60 x eff %
Daya gulung benang =
---------------------------------------------------------------------------
(Kg/jam)
1000 x 100
125 gr/m x 69.1 m/mnt x 90%
=
----------------------------------------
= 466. 4 kg/ jam.
1000 x 100
3.1.4. Waktu
penganjian benang (menit).
Berat benang
sebelum dikanji (Kg)
Waktu penganjian =
---------------------------------------------------
Daya gulung
benang effektif (Kg/menit)
9000 m x
5000 x 60
= --------------------------------------- = 144
menit.
Nm 40 x 1000
x 466.4 Kg/j
3.2.
CONTOH-
CONTOH
Dari benang yang akan dikanji dengan
mesin yang bekerja tak terputus- putus, dicari:
1-
Daya gulung benang (produksi) Kg/ jam.
2-
Penyerapan larutan kanji. (WPU %).
3-
Pelapisan kanji (TU%).
4-
Daya penguapan air (Kg/jam).
Data- data yang diketahui:
-
Bahan : Cotton.
-
Jumlah benang = 6000 helai
-
Nomor benang – Nm 50/1
-
Kecepatan mesin = 70 meter/mnt.
-
Konsentrasi kanji = 11%
-
Perbedaan kelembaban benang sebelum dan sesudah dikanji
= 0
(Kelembaban standart).
3.2.1. Daya gulung
benang / Produksi (Kg/jam)
Berat benang
murni x
Kecepatan mesin (M/mnt) x 60
Prod (Kg/jam) = ---------------------------------------------------------------------
1000
Jumlah benang
Berat gulungan benang dalam beam/meter (Kg/m) = ---------------------
Nm
6000 x 70
meter/mnt x 60
Daya
gulung benang (Kg/jam) = ------------------------------------ = 504
Kg/jam
Nm 50/1 x 1000
3.2.2. Penyerapan
larutan (WPU %)
Pemakaian larutan kanji diketahui dengan
cara pengukuran seperti diterangkan diatas dengan percobaan 1000 meter benang
diperlukan 180 liter larutan kanji.
Pemakaian larutan kanji (Kg)
x 100
Penyerapan larutan kanji % =
-----------------------------------------------
Berat benang (Kg)
Untuk panjang benang 1000 M
6000 x 1000 M
Berat benang (Kg) = ---------------------- = 120 Kg
Nm 50/1
180 x 100
Penyerapan kanji (WPU %) = ---------------- = 150 %
120
3.2.3. Pelapisan
kanji (TU%)
WPU % x Konsentrasi larutan (%)
TU%
=
---------------------------------------------------
100
150% x 11%
= --------------------- = 16.5
%
100
3.2.4. Daya
penguapan air (Kg/jam)
Produksi
(Kg/jam) x WPU %
x (100 – Konsentrasi %)
Daya penguapan air =
----------------------------------------------------------------------
100 x 100
504 Kg/jam
x 150% x (100 – 11%)
=
-------------------------------------------- = 672.8 Kg/jam
100 x 100
- RUMUS- RUMUS PENTING LAINNYA
4.1. Prosentase kanji terserap minimal
4.1.1.
Untuk
bahan pokok kanji adalah kanji alam (Starch) atau yang terbesar adalah
starch, dengan mesin Non Air Jet Loom.
Ys =
0.00423 X² + 0.615 X – 5.15 (%)
Dimana X = √tetal lusi x ³√
tetal pakan x - ------------------------ x
a x b c
Keterangan:
a-
Koeficient dari benang dan jenis anyaman.
b-
-“- dari lebar mesin
c-
-“- dari kecepatan mesin.
4.1.2. Untuk bahan
pokok kanji adalah PVA atau yang terbesar PVA (PVA Rich)
Yp = Ys – (3-4) %.
4.1.3. Untuk mesin AIR JET LOOM, untuk dapat
mengurangi akibat terhambatnya peluncuran pakan oleh karena bulu, maka TU %
tersebut diatas ditambahkan 2-3 % lagi agar
JUMLAH BULU ukuran 3 mm dari hasil test laborat = maksimum 5 helai
/meter.
Daftar Koeficien (a)
Jenis
benang
|
Cotton Spun Yarn
|
|||||||||||
Shirting
|
Poplin
|
Lawn
|
Twill
|
Wrp.Satin
|
Wft.Satin
|
|||||||
Card
|
Com
|
Card
|
Com
|
Card
|
Com
|
Card
|
Com
|
Card
|
Com
|
Card
|
Com
|
|
Bawah 30.s
|
1.00
|
0.97
|
0.95
|
0.92
|
1.13
|
1.10
|
0.90
|
0.87
|
1.28
|
1.25
|
0.80
|
0.77
|
31- 79.s
|
1.10
|
1.07
|
1.05
|
1.02
|
1.23
|
1.20
|
1.00
|
0.97
|
1.33
|
1.3
|
0.85
|
0.82
|
Atas 80.s
|
1.35
|
1.32
|
1.30
|
1.27
|
1.48
|
1.45
|
1.25
|
1.22
|
1.38
|
1.35
|
0.90
|
0.87
|
Bng.dobel
|
0.58
|
0.55
|
0.43
|
0.40
|
||||||||
Catatan:
Untuk benang double, sering tidak perlu dikanji
|
Jenis
benang
|
Mixed Spun Polyester/ Cotton
|
|||
Shirting
|
Poplin
|
Lawn
|
Twill
|
|
Bawah 30.s
|
1.10
|
1.20
|
1.35
|
0.98
|
31 – 79.s
|
1.15
|
1.25
|
1.40
|
1.03
|
Atas 80.s
|
1.20
|
1.30
|
1.45
|
1.08
|
Benang dobel
|
0.88
|
|||
Catatan: Untuk air jet loom, sedikit
kanji mungkin diperlukan saat menganji benang dobel.
|
Jenis
benang
|
Full Spun Polyester
|
|||
Shirting
|
Poplin
|
Lawn
|
Twill
|
|
Bawah 30.s
|
1.20
|
1.30
|
1.45
|
1.08
|
31 – 79.s
|
1.25
|
1.35
|
1.50
|
1.13
|
Atas 80.s
|
1.30
|
1.40
|
1.55
|
1.18
|
Benang dobel
|
0.98
|
|||
Catatan: Untuk air jet loom, sedikit
kanji mungkin diperlukan saat menganji benang dobel.
|
Daftar
Koeficien (b)
Lebar kain/
|
Dibawah 38 “
|
38” – 46 “
|
Diatas 46 “ dst.
|
Koeficien
|
1.00
|
1.03
|
1.05 dst
|
Daftar
Koeficien ©
RPM mesin
|
140 - 180
|
181- 220
|
221- 260.dst
|
Koeficien
|
1.00
|
1.02
|
1.05 .dst
|
Keterangan:
Hasil perhitungan tersebut tidak mutlak, karena masih dipengaruhi lagi oleh
beberapa factor. Misalnya:
-
Adakah pengatur Kelembaban ruangan (RH%)?
-
Adakah pengatur suhu ruangan (SC)?
-
Adakah penganjian memakai After wax? Dll.
-
4.1.3.1. Contoh-
contoh perhitungan
64 Cotton x 60 Cotton
Diketahui konstruksi kain =
------------------------------ x 42 “
30.s x 30.s
Akan
ditenun pada mesin tenun konvensional dengan rpm 170.
Berapa TU% minimal yang diperlukan?
Jawab:
Ys =
0.00423 X² + 0.615 X – 5.15 (%)
Dimana X = √tetal lusi x ³√
tetal pakan x - ------------------------ x
a x b c
X
= √ 64 x ³√ 60
x - ------------------------ x
1.0 x 1.03 x
1.0
X = 27.385
Ys =
0.00423 (27.385) + 0.615 (27.385) – 5.515.
Ys =
8.2 % ~ 9 %.
4.1.4. Cara lain
menghitung prosentase kanji terserap (TU %).
840 x
B x Ne1 ( 100 + R1)( 100 + D)
TU % =
-------------------------------------------------- - 100 (%)
H x
JP x PC (100 – R2)
Dimana:
B
= Berat bersih (dalam Lbs/ pounds)
Ne1= Nomor benang sitem English.
R1 = Kandungan air (moisture regain)
sebelum dikanji.
D
= Draft (tarikan/ mulur%).
H
= Helai benang
JP
= Jumlah pis tiap beam
PC = Panjang tanda potong (Cut length -
Yards)
===> JP x PC = panjang 1 beam.
===> JP x PC = panjang 1 beam.
R2 = Kandungan air setelah dikanji.
Bila akan dihitung dimana: + Berat dalam
Kg.
+ Panjang
dalam meter, maka:
840 x
B x Ne1 ( 100 + R1)( 100 + D) x 0.914
TU % =
------------------------------------------------------------- - 100 (%):
H
x JP x PC
(100 + R2) x 0.453
atau
B x Ne1 ( 100 + R1)( 100 + D) x 1693.3
TU % =
-------------------------------------------------------------- - 100 (%)
H x JP
x PC (100 + R2)
4.1.4.1. Contoh
perhitungan
Diketahui:
Nomor benang = Ne 30.s
Jumlah helai benang = 3346
Panjang satu tanda potong = 52.5 meter
Kandungan air pada benang murni R1 = 11
%.
Kandungan air setelah dikanji R2 = 9 %.
Draft = 1.2 %
Berat netto beam setelah ditimbang =
96.2 Kg. 15
Jumlah pis dalam satu beam = 26 pis + 15
meter = 26 + -------- = 26.28 pis
52.5
96.2 x 30 (100 + 11) (100 + 1.2)
TU% = 1693.3 x --------------------------- x
---------------------------- - 100(%)
3346
x 52.5 x 26.28 100 + 9
TU % = 9.1 %.
4.1.4.2. Menentukan
rumus TU % dengan konstanta.
Bagi operator kanji, kadang terlalu
sulit untuk menghitung dengan menggunakan rumus diatas.
Untuk mempermudah mereka bekerja, kita
buatkan rumus yang simple untuk masing- masing konstruksi yang setara. Tentu
saja setiap rumus hanya bisa digunakan untuk satu jenis konstruksi dan
konstruksi lain yang setara, yakni
-
Nomor benang nya SAMA.
-
Kadar air nya SAMA.
-
Draft nya SAMA.
-
Jumlah benang nya SAMA.
-
Panjang tanda potongnya SAMA.
Misal:
Nomor benang = 45. S
R1 = 3.2 %
R2 = 2.5 %
D
= 1.5%
Jumlah benang = 3234 helai.
Panjang tanda potong = 52.5 meter.
B x 45 ( 100 + 3.2) ( 100 + 1.5)
TU % = ------------------------------------------
3234 x
JP x (100 + 2.5)
x 52.5
B
TU % =
45.86 -------- - 100. Angka
45.86 tergantung Total end, Ne dan Piece
JP 45.86 = K
(konstanta untuk suatu konstruksi.)
4.1.4.3. Menentukan
TU % dengan garis Y = ax – b
B
Bentuk
garis Y = ax – b
Bentuk garis TU% = 45.86 --------
- 100
JP
Y TU% B
JP
B
Dari Rumus TU% = K ------- - 100 =è
JP
100 + TU%
B = ----------------- x JP
K
4.1.4.4. Pembuatan
Tabel
B
Misal ditemukan rumus TU% = 44.14
--------- - 100
JP
100 + TU%
B = ----------------- x JP
44.14
Maka : TU% = 5
100
+ 5
JP 1 = 1
pieceè B = --------- x 1 = 2.40 Kg
44.14
TU% = 15
100 + 15
JP 1 = I pece
è B = ----------- x 1 = 2.60 Kg
…dst.
44.14
JP
|
KG
|
|
TU = 5
%
|
TU =
15%
|
|
1
2
3
4
5
|
2.40
4.75
7.10
9.50
11.90
14.30
|
2.60
5.00
7.80
10.40
13.00
15.00
|
Kemudian dibuatkanlah garishubungan antara TU% dan pis
dengan tujuan untuk memudahkan pekerjaan operator kanji, berdasarkan table
diatas sebagai berikut:
TU% =
15
2.40
Cara
membaca diagram tersebut diatas.:
Misal
benang ditimbang, beratnya 5.0 kg.
Maka berarti
Take up % = 15 %. Dan panjangnya = 2
pis.
5. Draft ratio
Pada saat dikanji, benang mengalami
pertambahan panjang. Prosentase pertambahan panjang tersebut sisebut sebagai
DRAFT RATIO.
Besarnya draft ratio bisa diatur sesuai
standart yang dikehendaki, dimana untuk benang Cotton, polyester atau campuran
biasanya draft yang baik berkisar antara 0.5 ~ 1,5 %, dimana makin besar draft,
berarti benang makin mendekati titik putusnya. Sedang untuk benang RAYON, draft
dapat mencapai 4 %, dan itu dianggap NORMAL.
Pada mesin kanji konvensional, draft
dapat diatur dengan menyesuaikan pengaturan gigi- gigi, Cone regulator atau
pada governor nya, dimana gaya putaran mesin diteruskan melalui SIDE SHAFT.
Sedangkan pada mesin kanji paling baru, fungsi side shaft sudah digantikan
melalui INVERTER, sehingga draft ratio menjadi lebih mudah distel melalui
pengaturan inverter nya secara electronics.
5.1.
Dibawah ini
rumus tentang Actual Draft ratio dengan melihat hasil proses penganjian dengan
memperhitungan unsure CUT LENGTH (pis):
A x
B + Q
+(C + D)E
- (F -
G) + H
Draft Ratio =
------------------------------------------------------- x
100%
F - G
Dimana: MISAL:
A
= Panjang per pis. 52.5 meter
B
= Jumlah pis 434 pis
C
= Panjang benang permulaan
0 meter
D
= Panjang benang akhir 1 meter
E
= Banyaknya beam tenun.
11 beam
F
= Panjang PENGHANIAN
22850 METER
G
= Waste tak terkanji 5.5 kg ~ 123 meter. (
Benang TC 45 s)
H
= Waste terkanji 1.5 kg ~ 33.5
meter.
Q
= Panjang benang diluar pis
42.5 meter.
Dalam contoh diatas, maka:
52.5 x
434 + 42.5 +
(0 +
1) 11 - (22850
- 123) +
33.5
Draft Ratio = ---------------------------------------------------------------------------- x 100%
2280 + 123
145
= ------------- x 100%
22727
= 0. 64 %.
Perhatian:
Usahakan draft ratio nilainya sekecil mungkin, karena makin besar draft,
berarti kekuatan benang makin habis, namun juga harus hati- hati bila terlalu
kecil akan berakibat benang mengambai kebawah (mengenai lantai/ kotoran).
Ingat bahwa salah satu TARGET penganjian
adalah: MAINTENANCE OF ELONGATION/ memelihara daya mulur benang.
5.2.
Draft ratio tanpa adanya unsur CUT LENGTH .
(Pk +
Ak) - (Pw
- Aw)
Draft ratio : --------------------------------
x 100%
Pw - Aw
Dimana:
Pk
= Total panjang benang terkanji
Ak = Panjang aval/ waste benang terkanji
Pw = Total panjang benang yang di tarik
Warping/ Hani.
Aw = Panjang aval/ waste benang tak
terkanji
Contoh:
Total panjang benang terkanji = 41287
meter.
Panjang aval benang terkanji = 25.1
meter.
Total panjang benang yang di hani =
41.000 meter.
Aval benang murni = 169.7 meter.
Maka :
(41287 + 25.1) -
(41.000 – 169.7)
Draft ratio =
-------------------------------------------- x 100%
41.000 –
169.7
= 1.18 %.
Sumber:
- Training- training Mr. Tomatsu Hoshiyama - Unido Expert, di PT. Gunatex Jaya Pekalongan, Tahun 1976
- Sucker Muller Instruction Manual, 1986,
- dll
Sumber:
- Training- training Mr. Tomatsu Hoshiyama - Unido Expert, di PT. Gunatex Jaya Pekalongan, Tahun 1976
- Sucker Muller Instruction Manual, 1986,
- dll
Catatan:
Diijinkan untuk mengutip sebagian kecil artikel ini--tidak boleh seluruhnya -- untuk dimuat di situs lain dengan menyebutkan link dan sumber. Apabila ditemukan copy/paste seluruh artikel atau tanpa menyebutkan sumber, akan diajukan ke DMCA Google Complaints supaya di-banned dari Google search. Harap maklum.
Diijinkan untuk mengutip sebagian kecil artikel ini--tidak boleh seluruhnya -- untuk dimuat di situs lain dengan menyebutkan link dan sumber. Apabila ditemukan copy/paste seluruh artikel atau tanpa menyebutkan sumber, akan diajukan ke DMCA Google Complaints supaya di-banned dari Google search. Harap maklum.
Assalamu'alaikum pak Haji....
BalasHapusMohon pencerahan untuk :
1. Mencari kanji terserap WPU secara teoritis dimana bak kanji tidak memiliki pengukur volume.
2. Menghitung final cost dalam proses penganjian dalam hal :
2.1. Jumlah larutan terserap tiap kg benang.
2.2. Jumlah tiap2 chemical terserap ke dalam benang
2.3. Harga penganjian per meter
Terima kasih sebelumnya
Mantul
BalasHapus