2.SIZING
(PENGANJIAN)
A. Proses penganjian
Pada bagian ini akan diberikan narasi yang cukup, tidak
sekedar kumpulan rumus karena perlunya masalah sizing ini dimengerti dengan
cukup baik.
Dalam narasi ini mengandung beberapa tema pokok dalam proses
sizing, yaitu:
1. Pentingnya proses sizing.
2. Hubungannya dengan mesin tenun.
3. Mesin sizing.
4. Obat kanji
5. Resep kanji
6. Mempersiapkan larutan kanji
2.1. Pentingnya proses sizing (penganjian).
Proses sizing adalah sebuah proses untuk melapisi benang-
benang lusi dengan campuran kimia tertentu agar benang- benang tersebut mampu
ditenun dengan baik sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Pada masa- masa sekarang, dimana terus menerus telah
dilakukan beberapa peningkatan fasilitas pembuatan kain, dimana mesin tenun
makin cepat dan makin cepat, density yang makin rapat dan tuntutan kualitas
kain yang makin tinggi, maka proses sizing menjadi suatu hal yang mesti
mendapatkan perhatian penuh, karena ada ungkapan: “Bila disizing baik, maka
ditenun baik”, sebagaimana ungkapan pada proses pembuatan benang: “Dicarding
baik, di spinning baik”.
Maka proses sizing pada dasarnya adalah mempersiapkan benang
agar kuat, tahan gesek, lentur dan mampu ditenun pada kecepatan tinggi dan
density tinggi sesuai kualitas yang diharapkan.
Maka proses sizing dianggap baik bila:
-
Mampu meningkatkan tahan gesek benang, walau pada mesin
dengan rpm tinggi
-
Mampu meningkatkan kekuatan tarik benang (standart:
meningkat 75%)
-
Mampu mempertahankan kelembutan (soft surface) dan
fleksibilitas.
-
Mampu menidurkan sebagian besar bulu- bulu serat
benang. (Bulu 3 mm max = 5 pcs/m)
-
Mampu mempertahankan DAYA MULUR (Standart: Elongation
+/- 75% dari aslinya)
-
Mampu menyimpan kandungan air yang cukup untuk mencegah
static electricity
-
Mampu dihilangkan kanjinya dengan mudah (Cukup dengan
air panas + Na OH atau Enzym)
-
Mampu bertahan dari serangan jamur dan cendawan.
2.2. Mesin tenun
Jenis Kecepatan peluncuran pakan
A. Shutle loom 120 –
180 rpm
B. Shutleless loom
- Projectile 200 – 350 rpm
- Rapier 200 – 350 rpm (lebar double)
- Air jet 500 – 900 rpm
(water jet)
- Propeller loom 900 – up
Kita bisa melihat, benang- benang yang setelah di kanji mampu
ditenun dengan mesin shuttle, ia belum tentu mampu bila ditenun dengan mesin
dengan kecepatan 3 – 4 kali lipat.
Gambar: bulu benang sebelum dan setelah
terkanji.
Penganjian yang gagal akan menyebabkan produktifitas dan
kwalitas yang rendah pada kain yang dihasilkan, karena:
- Benang lusi putus terus saat ditenun , baik karena
rapuh atau karena regas.
- Timbul nep dan butiran- butiran kasar pada permukaan
kain yang terjadi karena bulu- bulu serat
kain yang muncul kepermukaan saat
gesekan pada saat proses pertenunan, berakibat pada turunnya kualitas kain.
- Pada pertenunan air jet, bulu- bulu yang timbul akan
menghambat gerakan peluncuran pakan sehingga akan banyak terjadi STOP PAKAN
yang akan berakibat banyaknya STOP MARK maupun MISS PICK (cacat arah pakan), berakibat pada turunnya effisiensi dan kualitas.
2.3. Mesin Sizing
Mesin Sizing dibedakan dalam hal:
2.3.1.
System
pengeringnya, yaitu:
=Hot Air
System (Pengeringan udara panas)
=Cylinder
drier system (Pengeringan cylinder panas)
=Infrared
drier system (Pengeringan dengan sinar infra red)
2.3.2. Besaran
tekanan Squeezing Roll (Pressure), yaitu:
= Low Pressure
– Tekanan kurang dari 1.000 Kgs (10 KN)….1 KN = 101.97 Kg.
= High Pressure
– Tekanan = 1.000 Kgs ~ 3.000 Kgs ~ 10.000 Kgs
2.3.3. Automatisasinya:
= Tension
Controle
= Temperature
Controle pada: Size Box, Dryng Cylinder
= Liquid Level
Controle pada Size Box.
= Moisture
Controle, berhubungan dengan speed Controle.
= Size Add- On
Controle- berhubungan dengan Squezing Roller Pressure.
Beam
tenun
Size Box
Gambar sederhana mesin Sizing
2.2.4. Bahan-
bahan kimia yang biasa dipergunakan:
Bahan kanji utama
biasanya dibagi menjadi 4 bagian besar, yaitu:
1. Pelarut, yaitu
air.
2. Starch agents,
yaitu bahan- bahan alami yang mengandung pati, seperti pati jagung dll.
Termasuk disini
modified starch, yaitu bahan pati alami yang telah dimodifikasi.
3. Adhessive agents,
yaitu bahan perekat buatan, seperti PVA, Acrylic, dsb
4. Auxiliary agents,
yaitu bahan pembantu lain seperti bahan pelumas, anti jamur atau
bahan anti listrik
statis.
2.2.4.1. Air.
Air adalah bahan utama larutan kanji. Bahkan jumlah air yang
dipakai bisa mencapai lebih dari 75 % dari total larutan obat kanji.
Air yang dipakai sebaiknya air yang telah diproses SOFTNER
dengan kesadahan yang rendah agar tidak berpengaruh, baik pada stabilitas
kekentalan maupun akibat- akibat lainnya yang terjadi karena reaksi unsur logam
pada air dengan bahan kimia yang dipakai.
2.2.4.2. Starch (pati- patian).
Proses pembentukan starch:
Light
Chlorophyl
Proses Pembentukan Pati di daun:
Enzyme
Ada banyak jenis pati- patian yang sering dipakai untuk
proses penganjian, diantaranya:
-
Pati tapioca
-
Pati jagung (maizena)
-
Pati gandum/ terigu (white flour).
-
Dll.
Semua jenis pati- patian dalam bentuknya yang asli mempunyai
titik lemah, yaitu stabilitas yang rendah, sangat tergantung pada perubahan
temperature dan cepat menggumpal (proses gellatinisasi), serta agak sulit
penghilangan kanjinya.
Dari tiga contoh starch diatas, pati jagung adalah yang
paling stabil. Yang terjelek adalah pati tapioca, namun karena harganya yang
murah, jenis pati ini masing sering digunakan dipabrik- pabrik skala menengah
kecil. Namun pernyataan ini hanya berlaku untuk pati- patian asli yang belum
dimodifikasi. Adapun setelah proses modifikasi, kualitas starch tersebut
selebihnya ditentukan oleh tingkat modifikasinya.
U
Terigu + PVA
T Corn + PVA
U Tapioca + PVA
S
S
Pada data emphiris sesuai diagram diatas kita dapati bahwa
putus benang di mesin tenun, paling sedikit dihasilkan oleh campuran CORN
STARCH + PVA dibanding campuran PVA dengan terigu atau tapioca. Kita juga
melihat bahwa makin tinggi take up %, bukannya bertambah baik, tapi putus
benang akan meningkat (karena getas) dan ongkos kanji semakin mahal/ boros.
2.2.4.3. Modified
starch.
Modified starch adalah jenis pati- patian alami yang
mendapatkan perlakuan khusus agar sifat jelek alaminya bisa dihilangkan.
Maka sifat dari modified starch yang baik adalah:
-
Kekentalannya stabil terhadap perubahan temperature.
-
Tidak meng- gelatin saat temperaturnya turun.
-
Waktu memasaknyanya lebih cepat.
-
Pengerjaan lebih mudah.
-
Daya rekat dan daya geseknya tinggi.
-
Mudah dihilangkan.
2.2.4.3.1.
Jenis- jenis dan tingkat modified starch.
Memilih modified starch tidak
semudah memilih PVA. Ini disebabkan oleh karena banyaknya tingkat dan jenis modifikasi
yang dilakukan. Tingkatan modified ini tergantung tingkat kesulitan proses yang
dihasilkan dan tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap karakteristik,
sifat- sifat dan mutu serta harga dari
suatu produk modified starch.
Ada 4 tingkat modified
- Starch Plus. Dengan
hanya penambahan zat tertentu tanpa merubah struktur rantai molekul starch.
Misalnya penambahan Fe (zat besi) untuk tepung gandum atau tepung jagung
(maizena). Penambahan Fe ini biasanya ada hubungannya dengan kebijakan pangan
pemerintah agar rakyat terhindar dari kekurangan zat besi, yang dapat
menurunkan tingkat produktifitas masyarakat.
-
Oksidasi/ Dextrins/
Acid/ plastisisasi. Pada proses ini dilakukan agitasi mekanik untuk
berusaha memutus mata rantai molekul starch plus treatment dengan Acid atau
oksidasi. Ini adalah tingkat modified yang paling sederhana dan tentu belum
mampu secara maksimal merubah karakteristik dasar starch terhadap pengaruh
suhu. Namun dengan cara ini viscositas sedikit lebih rendah dibanding starch
induknya. Khusus untuk jenis oksidasi, stabilitas viscositas meningkat.
Sedangkan jenis treatment dengan Acid akan menghasilkan tendency gel yang
tinggi.
- Esterifikasi.
Pada tingkat ini starch yang telah dimurnikan direaksi kimia dengan acetyl
groups dengan katalisator alkaline
secara hati- hati dibawah kondisi pH, temperature dan waktu tertentu untuk
mencegah amylose mengalami penggumpalan . Jumlah paparan ester yang
diberikan menunjukkan nilai Derajat
Paparan (DS – degree of substitution). Secara komersial Starch Ester dan Starch Ether memiliki DS
dibawah 0,2 (lebih rendah dari 20 paparan per 100 AGU). Product dengan DS 0,01
– 0,07 memiliki derajat pasting (pemastaan)
yang rendah.
-
Etherifikasi.
Prinsipnya starch dengan modifikasi
tingkat ether akan memiliki banyak kelebihan dibanding modified tingkat esther.
Untuk dunia textile, sebagian besar perusahaan hanya menggunakan starch sampai
tingkat esther. Sedangkan starch dalam tingkat ether karena daya cohesinya yang kuat sering
dipakai sedikit untuk pengganti PVA atau acrylic, dan harganya relative mahal.
Pada proses etherifikasi ini ada beberapa methode yang digunakan:
Methode Hydroxyalkil ethers
Carboxyl methyl starch
Cyanoethyl starch
Cathionic starch ethers
Dibawah ini diberikan ilustrasi rekayasa molekuler dari
bahan kanji alami dan derivatnya:
Raw starch ____________________________________________________
Ester Ester Ester Ester
Karakteristik Starch, Oxidized/ Acidified/ Hydrolized starch
dan Starch derivative/ Etherified/ Esterified Starch:
Jenis starch
|
Toughness
|
Tensile Strength
|
Elongation
|
Raw Starch
|
Sesuai sifat alaminya
|
Sesuai sifat alaminya
|
2 ~ 3 %
|
Oxidized Starch
Acidified Starch
Hydrolized Starch
|
101
Lbs/ Cu Inch
|
6000
Lbs/ Sq Inch
|
2,9 %
|
Starch derivative
Etherified Starch
Esterified Starch
|
220
Lbs/Cu Inch
|
7710
Lbs/ Sq.Inch
|
3,8 %
|
Secara lengkap, jenis dan tingkat modifikasi dapat dilihat pada:
Dyke,S.F:Chemistry of Natural
Products:The Carbohydrates,vol.5, Interscience, 1960.
http://www.zuckerforschung.at/inhalt_en.php?titel=STARCH%20TECHNOLOGY&nav=nstaerkeinfo_en&con=cstmodi_en2.2.4.3.2. Hubungan Jenis modifikasi, Gelatinisasi, Temperature dan lama
masak memakai Open Cooker.
Jenis
modifikasi Suhu meng-
Gelatine Suhu dan lama masak
Natural
Starch 60 – 80 C 97 C x
40 menit
Starch di Oksidasi 50 – 65 C 97 C x
20 menit
Starch
Derrivative 50 – 65 C 90 C x
20 menit
Keterangan: Men-Gelatine, artinya
bagian permukaan larutan menggumpal dengan
viscositas
yang tak terukur.
Bila memakai
High Pressure Cooker (HPC), maka temperature yang dibutuhkan adalah
120 C agar
larutan kanji mampu di transfer tanpa menggunakan motor (cukup dengan
tekanan
masak yang mencapai 1,2 Bar). Sedang waktunya bisa lebih singkat.
Tinggi, tak
stabil
B
U
25ºC 95ºC
85ºC 80ºC 75 ºC
Gb.
Grafik perubahan Viscositas adr jenis- jenis modifikasi
2.2.4.3.3. Proses Maturisasi/ Pematangan
Setelah
selesai memasak – sebelum dipindahkan ke Storage Tank, larutan kanji dibiarkan
sejenak
tanpa pengadukan selama 10 – 15 menit, agar semua bahan kanji benar- benar
matang
(Jawa: Tanek), dengan viscositas menjadi STABIL.
2.2.4.3.4. Menjaga suhu di storage tank.
Pada saat
larutan kanji di simpan di Storage Tank, ia harus selalu dipanasi dan DIADUK
agar tidak
menggumpal dan meng- Gelatine . Adapun panas yang disarankan adalah :
Jenis
campuran larutan
Suhu Storage Tank
Murni
Natural Starch
80 – 90 C
Murni Starch
di Oksidasi 80 –
85 C
Murni Starch
derivative 70 –
85 C
Murni
PVA 50
– 80 C
Campuran
Starch + PVA 80 –
85 C
Storage
High
Gambar Sistem Tanki untuk mesin
Sizing
1.2.4.4. (Polyvinyl
Alcohol).
PVA atau kepanjangan dari Polyvinyl Alchol adalah suatu
macro molecule atau yang biasa disebut POLYMER , yaitu molecule dengan rantai
sangat panjang yang terbentuk dari bergabungnya banyak molecule yang
sederhana. Molekul- molekul dasar yang tergabung membentuk polymer disebut MONOMER.
Sedangkan reaksi pembentukan polymer dari monomer disebut POLYMERISASI.
Monomer pembentuk PVA adalah VINYL ACETAT (VA) yang
merupakan hasil reaksi campuran asam cuka + okisgen + Ethylene :
CH2 : CH2 + CH5
COOH + O2
-------Ã CH2 CH + CH2 OH
!
OCOOH3
Ethylene + asam cuka +
Oxygen--Ã Vinyl Acetat
Methanol (VAM)
V.A.M atau Vinyl Acetate Methanol inilah cikal bakal PVA yang
setelah mengalamai proses polymerisasi ADISI dengan penambahan Coustic Soda (Na
OH) menjadi polyvinyl alcohol FULLY/ PARTIALLY HYDROLIZED.
Untuk jelasnya kita tuliskan prosesnya demikian:
Na OH
( CH2 – CH )
---------Ã - ( CH2 – CH ) – ( CH2
– CH ) -
!
! !
O CO CH3 OH O CO CH3
PVA terhydrolisa sebagian.
----------Ã - ( CH2 – CH ) n
!
OH
PVA terhydrolisa penuh.
PVA dibuat dalam aneka macam jenis kekentalan dan kekuatan
daya tarik dan berbagai daya lekat disesuaikan dengan kebutuhan dalam skala
luas, seperti untuk bahan cat, bahan tekstil, bahan campuran kertas, plywood
dan juga LCD ( layar TV modern). Spesifikasi dan grade dari masing- masing
jenis PVA ini ditentukan oleh dua hal , yaitu oleh derajat polymerisasi dan
tingkat hydroslisa nya.
Untuk mudahnya disini sengaja hanya diberikan beberapa grade
yang sering dan biasa dipakai secara umum di pabrik pabrik tekstil di
Indonesia. Disini merk yang ditampilkan dipakai hanya sebagai contoh, karena
merek apapun asal GRADE dan DERAJAT HYDROLISA nya sama, hasilnya akan cenderung
sama, tidak peduli apakah itu merek Negara A atau Negara B.
Derajat polymerisasi
Tingkat hydrolisa
Kekentalan Contoh
merek Untuk
(dp) (mol%) cps
500 – 600 86,5 – 89 4,5 – 5,4 Kuraray 205 Ct/ Polyester
1700 – 2400 87 -
89 20,5 – 24,5 Kuraray 217 Polyester/TC
1700 – 2400 93 -
99 25 - 31 Kuraray 117 Coton/Rayon
1900 – 2000 95
- 97 23 – 25
Kuraray CST Semua cocok
Pada dunia tekstil biasa dipakai dua macam kekentalan,
yaitu:
- Low viscosity (kekentalan rendah) ~ 4,5 – 5,4 cps. PVA
ini cenderung dipakai dengan beberapa
maksud, yaitu :
1. Untuk
menyetel/ mengatur kekentalan.
2.Agar PVA
bisa penetrasi kebagian CORE benang,
3. Khusus
untuk menganji benang- benang Polyester – Fillament.
-
Medium viscosity (kekentalan sedang) ~ 20,5 – 31 cps.
Ini dimaksudkan agar
benang tahan terhadap gesekan dan tarikan serta tekukan.
PVA dengan hydrolysis 93 – 99 sangat bagus afiliasinya
(merekat dengan kuat) pada benang- benang alami seperti cotton atau rayon, tapi
punya kecenderungan sulit larut dalam air sehingga sering menyebabkan kemacetan
pada valve- valve tanki masak.
PVA dengan hydrolysis 87 – 89 sangat cocok untuk polyester
dan serat buatan yang lain, namun kurang melekat dengan baik pada serat- serat
dengan bahan dasar alam.
PVA CST memiliki sifat dapat berafiliasi dengan serat bahan
alam namun lebih mudah larut sehingga tak menyebabkan kemacetan pada tanki-
tanki masak.
Dibawah ini diberikan gambaran perbandingan Daya lekat
(Adhesiveness) diantara beberapa grade PVA:
Grade PVA
|
Daya Lekat
|
B - 20
|
70
g/cm
|
B - 17
|
55
g/cm
|
B - 05
|
30
g/cm
|
K - 20
|
20
g/cm
|
K - 17
|
09
g/cm
|
K - 05
|
05
g/cm
|
Sumber: Denka Poval
Keterangan : Type B = Partial Hydrolisis
Type K = Full Hydrolisis
2.2.4.5. Acrylic.
Ada dua jenis acrylic, yaitu:
1.Acrylic powder ..Active conten >95%.
2.Acrylic liquid, yaitu Acrylic powder yang dilarutkan
kedalam sejumlah volume air.
Active contentnya
bisa ber- aneka ragam sesuai perbandingan acrylic powder dengan
air pelarutnya.
Dipasaran yang terbanyak dijual konsentrasinya adalah berkisar 25% ~
30%. Karena itu harus
hati- hati, jangan tekecoh dengan harga, namun perhatikan
konsentrasinya dan
juga polymerisasinya.
Ada juga dipasaran
dijual dengan konsentrasi 40% ~ 50%, namun konsentrasi setinggi
ini akan menyulitkan
proses penuangan saat mixing, sedang waste nya yang tersisa juga
tinggi karena
cairannya tak mudah mengalir dan terbuang percuma bersama
kemasannya.
Fungsi Acrylic.
Ada dua fungsi acrylic yang terpenting pada proses
penganjian, yaitu:
1. Mengikat dan mempersatukan semua bahan kanji (terutama
antara starch dan pva)
kedalam suatu
ikatan yang menyatu.
2. Acrylic bersifat menyerap air, sehingga benang terkanji
akan dapat mengambil
kandungan air dari
udara yang humid, untuk mencegah timbulnua listrik statis yang
akan menyebabkan
bulu- bulu benang berdiri dan menghambat peluncuran pakan, atau
terikat satu sama
lain yang mengakibatkan putus lusi.
Dibawah ini diberikan gambaran betapa Acrylic memiliki daya
lekat yang tinggi dibanding PVA dan obat kanji lainnya, namun memiliki kekuatan
lapisan film yang lebih rendah dibanding PVA.
Jenis
|
Film strength/
Kekuatan lapisan
|
Adhesiveness/ Daya
ikat
|
PVA
|
3,6 kg/cm
|
70 g/cm
|
Acrylic
|
1,25 kg/cm
|
190 g/cm
|
Starch
|
1,25 kg/cm
|
5 g/cm
|
CMC
|
2,50 kg/cm
|
5 g/cm
|
2.2.4.6. Lubricant/ pelumas.
Benang- benang lusi pada saat diproses tenun akan mengalami
tekukan, persinggungan dan gesekan, baik dengan back roller, dropper, wire
heald atau persinggungan dan gesekan antar benang yang bisa berakibat
mengurangi kekuatan benang. Tekukan, pergesekan dan persinggungan tersebut efeknya
akan sangat dapat dikurangi bila benang yang dikanji cukup SOFT (lembut) dan
licin. Untuk itu semua pada saat penganjian perlu ditambahkan zat pelumas atau
lubricant
Ada beberapa macam pelumas, yaitu:
1. Pelumas dari lemak binatang (Tallow). Seperti lemak sapi
dll.
2. Pelumas tumbuhan, seperti minyak kelapa dll.
3. Pelumas alam lainnya, seperti paraffin.
4. Pelumas buatan/ semi buatan (Hydrogenated Oil).
Orang sering mengabaikan mutu dan pemilihan zat pelumas,
sehingga kadang- kadang ia akan mengalami beberapa kesulitan saat proses
berikutnya. Pelumas yang baik harus tidak berpengaruh pada warna, mudah larut
dalam air (hangat) dan mudah pula dihilangkan saat proses berikutnya.
Perlu diketahui bahwa pelumas dipakai dalam proses
penganjian melalui dua cara (Kedua- dua cara sering dipakai secara simultan),
yaitu:
- Methode mixing, dimana pelumas dicampurkan dalam proses pemasakan bersama bahan kanji yang lain.
- Methode After Waxing, dimana benang setelah dikanji dan kering, dilewatkan melalui
Box/ bejana
yang berisi wax yang dicairkan dengan panas tertentu.
Pengalaman menunjukkan bahwa putus benang lusi akan
berkurang >5% bila suatu proses penganjian menggunakan doble pelumasan
seperti tersebut diatas, yang pelumasan dalam campuran obat kanji sekaligus
diberikan AFTER WAXING ( pelumasan setelah benang terkanji dan kering).
Perlu diperhatikan pada beberapa bahan pelumas tertentu,
misalnya jenis hydrogenated oil, biasanya ia tak tahan panas sehingga warnanya
berubah kecoklatan karena terbakar (carbon). Dan ini bisa menyebabkan cacat
serius pada kain yang dihasilkan.
Bagaimanapun, mutu pelumas sangat ditentukan oleh kandungan
emuslsifier yang ditambahkan, yaitu zat yang akan menyebabkan pelumas tersebut
ter- emulsi (terlarut) dengan baik dengan air serta menjadi MUDAH DIHILANGKAN.
Maka pemilihan zat pelumas yang benar tidak hanya dengan
melihat nilai harganya, namun juga harus melihat dengan memperbandingkan daya
hilang lemak/ kanji dan daya serap warnanya. Ini hanya bisa dilakukan melalui
analisa laborat (Minta tolong kepada Unit pencelupan kain/ laborat yang ada).
2.2.4.7. Anti septic agent.
Yaitu zat yang
ditambahkan agar kain yang dihasilkan tak berjamur dan tak rusak dimakan
serangga. Hati- hati terhadap tingkat toxisitas obat, karena anti septic agent
ini ada yang dibuat dari racun antimicroba seperti merek “Mergal”, namun ada pula yang hanya menahan tumbuhnya jamur seperti
merek “Resista” yang kandungannya
adalah Aluminium Sulfat. Kadang Negara tujuan meminta persyaratan khusus dan
jaminan agar bahan tekstil yang dikirimkan tidak mengandung obat- obat tertentu
yang dianggap berbahaya dan dapat merusak lingkungan. Sedangkan produk Jepang
biasa memakai NEO SINTHOL.
2.2.4.8. Anti static agent.
Zat ini ditambahkan pada proses penganjian agar benang-
benang lusi pada saat bergesekan diproses pertenunan tidak timbul electro
static yang sangat menyulitkan proses pertenunan. Contoh merek ini adalah
“Avista” buatan Jerman.
4.9.Zat Anti Busa (Defoamer/ anti- foaming agent).
Pada PVA yang baik, sudah ditambahkan padanya zat anti busa
dengan takaran yang cukup dan tepat. Namun pada jenis- jenis PVA tertentu, zat
ini belum ada, sehingga pada saat proses sizing, di size box terjadi busa. Ini
akan berakibat:
- Viscosity larutan tak bisa diukur kekentalannya dengan akurat.
- Benang tak cukup menyerap zat kanji, karena yang diserap termasuk didalamnya gelembung- gelembung udara.
Pada PVA jenis ini terpaksa kita harus menambahkan Zat Anti
Busa yang tentu saja akan sangat merepotkan. Oleh karena itu saat pembelian PVA,
harus kita pilih yang sudah mengandung DEFOAMER.
3. Faktor- factor Utama (Key point) pada proses
Sizing.
Terlebih dahulu penting diketahui bahwa benang setelah
dikanji akan mengandung campuran obat kanji yang telah dikeringkan dan melekat
pada benang. Banyaknya zat kanji yang melekat pada benang ini disebut Take Up (TU). Nilainya diperbandingkan dengan
berat benang yang dikanji tersebut. Misal bila dalam 1 kg benang asli terdapat 100 grams zat kanji yang
menempel, berarti TU% nya = 100/ 1000 grams = 10%. TU% ini juga sering disebut
sebagai Size Ad On atau Size Pick Up.
Berikut ini beberapa parameter yang harus mendapat perhatian
pada saat proses penganjian.
- Size Pick Up /TU%..
- Viscosity (kekentalan larutan kanji)
- Concentration (Prosen kandungan kanji)
- Temperature of solution (Temperature larutan kanji)
- Temperature of heater/ cylinder (Temperature pengeringan
- Squeezing roller pressure (Tekanan Squeezing Roller).
- Squeezing roller hardness (Kekerasan lapisan karet Squeezing Roller)
- Tension of yarn & stretch (Tegangan benang dan kemuluran)
- Open Space (Bagian antar benang)
- Moisture (Kandungan air dalam benang)
Berikut hubungan
factor- factor tersebut dengan TU%:
Factor
|
TU%
|
||
Kekentalan larutan (Viscosity)
|
|||
Squeezing
Roller
|
Berat roll
|
||
Tekanan roll
|
|||
Hardness
|
|||
Kecepatan benang
|
|||
Konsentrasi larutan
|
|||
Suhu/ temperature
|
|||
Kedalaman
rol pencelup (immersion roll)
|
Penjelasan:
3.1.
Viscosity (kekentalan) VS TU%
Makin tinggi kekentalan larutan, makin
besar kanji yang melekat dalam benang. (Factor lain dianggap sama). T.U%
10 -
5
- Viscositas Cps.
3.1.1.
Penetrasi dan Pelapisan.
Obat kanji yang diambil oleh benang, terbagi menjadi 2 (dua) bagian,
yaitu:
a. Kanji yang terserap (penetrasi).
Makin rendah konsentrasinya, makin gampang obat merasuk kedalam benang.
Mekanisme ini penting untuk menganji benang- benang lemah seperti cotton dengan
tujuan untuk mengisi dan mengikat serat- serat didalam benang, tapi kurang
bermanfaat pada benang- benang kuat seperti polyester, karena pada dasarnya benang polyester sudah cukup kuat.
b. Kanji melapis covering). Lapisan kanji yang menutup permukaan benang adalah cukup penting untuk menutup bulu- bulu benang, apalagi pada benang polyester yang bulu- bulunya mudah keluar dan saling mengikat dengan kuat karena adanya gesekan dan timbulnya electro static.
b. Kanji melapis covering). Lapisan kanji yang menutup permukaan benang adalah cukup penting untuk menutup bulu- bulu benang, apalagi pada benang polyester yang bulu- bulunya mudah keluar dan saling mengikat dengan kuat karena adanya gesekan dan timbulnya electro static.
Kanji Terpenetrasi
(Covering)
Hubungan antara TU% - Covering% dan
Penetrating %
Viscositas
|
Covering
|
Penetrasi
|
TU%
|
3.1.2.
TU% vs PUTUS
BENANG.
Besar kecilnya TU% akan sangat berpengaruh terhadap factor PUTUS
BENANG LUSI dan penghematan ongkos kanji.
Makin kecil TU% akan terjadi kemungkinan
kurang kanji yang menyebabkan benang tak punya kekuatan dan daya tahan yang
cukup menghadapi rudapaksa dip roses pertenunan, walau dalam segi ongkos
menjadi seperti hemat.
Sebaliknya juga ternyata TU% yang tinggi
disamping boros juga akan menyebabkan lengket/ tape yarn, benang getas dan
putus benng meningkat. Fenomena ini dapat digambarkan dengan data empiris
dibawah ini:
U
T
GB. Diagram TU% vs Putus Lusi/ jam untuk benang katun
3.1.3.
Visco Cup
pada larutan di size box. Tentu saja pada saat selesai masak,
pemeriksaa mutlak harus
dilakukan.
Gb. Ford Cup Gb. Zahn Cup
Ada beberapa bentuk alat pengukur viscositas / viscometer yang dikenal,
yakni:
Nama Unit
|
Pemakaian
|
Brokkfield
Capillary
Ford Cup (4 mm)
Hood Cup (6 mm)
Zhan Cup (# 3)
|
50 ~ 350 Cps (Centi poise)
35 ~ 80 Cps
15 ~ 45 Cps
07 ~ 30 Cps
20 ~ 60 Cps.
|
Catatan:
1 BU (Brookfield Unit = 0,65 Cps)
3.2.
Konsentrasi VS Effisiensi pemerasan.
Makin tinggi konsentrasi, makin tinggi TU% yang didapatkan, makin
effisien pula
Eff.
Pemerasan
Consentrasi%
3.2.1. Refractometer.
Penting bagi operator sizing agar secara
periodic memeriksa kandungan konsentrasi larutan di size box. Biasanya setiap
ganti beam baru, dilakukan pemeriksaan konsentrasi. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya mixing yang salah atau masuknya kondensasi kedalam larutan
kanji yang dapat berakibat fatal pada hasil penganjian.
Alat yang
harus disediakan adalah Refracto meter 20 BRIX. Refracto jenis ini biasa juga
dipakai
untuk mengukur konsentrasi pada pabrik minuman/ syrup.
Konsentrasi larutan akan sangat menentukan
TU%, yang berarti sangat menentukan
bagus atau tidaknya hasil penganjian. Karena itu konsentrasi sebagaimana
halnya
Viscositas, harus selalu diperiksa dan dikontrol secara dicatat dengan
baik
3.2.2. Menghitung
dan memperkirakan Konsentrasi larutan
Sebelumnya konsentrasi dihitung dengan cara sebagai berikut:
Perlu diketahui lebih dulu istilah- istilah berikut:
S.C = Solid content = %- age berat
bahan kanji setelah dikurangi kadar airnya
D.C= Dry content = berat murni suatu jenis obat kanji
Berat Asli = berat obat kanji atas
dasar timbangan.
Misal
obat yang dipakai:
Jenis Solid content Berat asli Berat murni %- age
Corn starch 90% 50 Kg 45 Kg
48,7 %
PVA Cst 90% 40 “ 38 “
41,1 %
Acrylic 30% 15 “ 4,5 “ 4,9 %
Wax 98% 5 “ 4,9 “ 5,3 %
Total: 110
Kg 92 Kg 100.0%
Air
600 Lt +
Total bahan + air 710 Lt
Total Larutan setelah ada kondensasi
uap = 15 % è 710 x 1, 15… …………….816 Lt
Maka konsentrasi = 92/816 x 100% = 11,3%
4. Temperatur
VS TU%
yang
dihasilkan.
TU%
-
Temperatur (derajat)
Perhatian tatkala menganji dengan bahan kanji (starch) alami.
Secara
alami, butiran- butiran kanji yang mengandung daya lekat yakni alpha Amylase,
terbungkus oleh beta amylase yang juga disebut amylopektin. Amylopektin
sebagai
pembungkus bahan perekat tersebut hanya dapat pecah apabila ia dipanasi
dengan suhu
94
derajat Celcius.
Maka
apabila kanji alam dimasak dengan pemanasan yang tidak cukup, maka hasil
penganjian pun tak akan mendapatkan hasil yang memuaskan karena daya lekat
(Adhessiveness) nya kurang yang berakibat kekuatan lapisan (Film strength) juga
kurang. Sebagai akibat nyatanya, bahan kanji tersebut tak cukup mampu
melindungi benang dari gesekan tarikan dan hentakan pada saat proses
pertenunan,
5. Squeezing
Roll Press VS TU%
Makin
besar tekanan squeezing yang diberikan, makin kecil TU% yang didapatkan.
TU %
Tekanan Rol
6. Kekerasan
rol pemeras (Hardness) VS TU%
Makin
keras suatu lapisan rol karet, berarti tekanannya akan makin memusat dan besar,
sehingga TU% nya akan berkurang.
Standart antara 60 sampai 80 derajat HD
Kekerasan Rol Karet
- Putus benang di size box, pada dry
splitting zone dan jumlaj debu kanji yang jatuh
dari benang.
Jumlah benang yang putus di size box
akan sangat mempengaruhi kesempurnaan kondisi YARN SHEET (lalatan benang) pada
beam. Bila benang sering putus di size box, maka pada beam tenun akan banyak
benang silang dan lengket yang sangat mempengaruhi effisiensi proses tenun.
Jumlah benang putus di size box sangat bisa dikurangi dengan pengaturan draft
yang tepat pada size box, kedalaman Immersion roll, dan tekanan Squeezing roll
pada Bottom rol size box.
Demikian juga kita harus sedapat mungkin
berusaha memperkecil putus benang pada Dry Splitting Rod. Jumlah putus benang
di Dry Splitting Rod ini sangat dipengaruhi oleh Viscosity (kekentalan larutan
kanji) dan macam jenis dan takaran obat kanji yang dipakai. Harus diusahakan
agar obat kanji MENEMPEL KUAT tapi harus MUDAH DISOBEK, agar bulu yang sudah
tidur tidak bangun lagi.
Kemudian perlu diperhatikan tentang
banyak sedikitnya debu yang jatuh dibawah daerah Dry Splitting Rod. Banyak
sedikitnya menjadi petunjuk tentang:
-
Daya lekat obat/ penetrasi kedalam benang.
-
Mudah tidaknya proses splitting.
8. Pengendalian kekentalan (dengan Visco Cup).
Sesuai dengan
5.1, adalah sangat penting untuk mengukur kekentalan larutan kanji secara periodic, baik pada saat selesai masak, saat
selesai transfer di Storage tank, maupun saat di Size box. Hasil pengukuran ini
harus dicatat dengan teliti dan jujur pada LEMBAR KERJA SIZING.
Adapun alat pengukur yang dipakai ada beberapa jenis,
diantaranya:
Unit Penggunaan
Brookfield 50 – 350 Cps……….(1 B.U
= 0,65 Cps)
Capillary 35 - 80 detik
Ford Cup (4 MM) 15 - 45 detik (DIN 53211)
Hood Cup (6 MM) 7 - 30 detik
Zhan Cup (# 3) 20 - 60
detik
CPS
|
||||||
70
|
||||||
60
|
||||||
50
|
||||||
40
|
||||||
30
|
||||||
20
|
5 10
15 20 25
30 35 40
detik
Garis y= 2x -10
Hubungan antara Visco Cup dengan Centipoise (Cps)
berdasarkan data emphiris, ditemukan :
Y= 2x - 10
Berdasar Garis y = 2x – 10 tersebut, maka:
Visco Cup 4 mm ……… Cps
(detik)
6,5,,,,,,,,,…………………1,0
7,0 ………………………2,5
7,5……………………….4,0
8,0……………………….5,9
dst….
9. Temperature
(suhu).
Temperatur juga
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penganjian, sebagaimana grafik
yang telah
dijelaskan diatas. Oleh karena itu harus juga dikontrol dengan ketat.
Dibawah ini suhu
yang biasa diterapkan dalam proses penganjian.
Temperature Size Box Dring Cylinder
Cotton
Kasar 85 – 90
C 100 –
140 C
(Tergantung Moisture)
Halus 85
- 90
C 100 –
140 C idem
Spun Rayon 60 - 75
C 90 - 120
C idem
TC 85 –
90 C 100 – 130 C idem
Spun
Polyester 80 –
85 C 100 – 120 C idem
Perhatian: Untuk Cotton perlu temperature size box tinggi
agar bisa melarutkan lilin alami yang ada pada benang yang dapat menghambat
penetrasi.
Untuk Rayon, suhu size box cukup rendah saja karena
konsentrasinya rendah, sehingga larutan tak akan terjadi gelatinized walau
suhunya rendah.
10.
Tekanan Squezing Roller dan Nomor Benang
Nomor Benang Pressure/ Tekanan
Ne 5 – 12 1.500 – 3.000 Kgs
16 - 20 1.000 –
2.400 “
22 – 32 800 – 1.600
“
36 – 45 600 – 1.500
“
50 – 100 500 – 1.000 “
10.1.
Jenis Karet Squezing Roller.
Pada saat kondisi karet Squezing Roller sudah dibawah
standart, kadang kala kita harus mengganti lapisan karet pada Squezing Roller
tersebut.
Pada saat kita menghubungi bengkel/ pabrik karet tersebut,
kita harus menyampaikan beberapa spec. sebagai berikut:
1-
Dimensi dan ukurannya (panjang x Lebar x Tebal)
2-
Kekerasannya (Hardness). Beberapa perusahaan textile
memakai Hardness 60 ~ 70 d.
3-
Panas kerja, biasanya tidak pernah lebih dari 100 derajat.
4-
Larutan kimia yang dipakai. Pada proses kanji, obat
kanji biasanya PH nya netral,
Berdasarkan pengalaman, jenis karet yang dipakai adalah:
-
Jenis NBR (Nitrile Butadiena Rubber)
-
Jenis HEPALON. Pada proses penganjian, karet jenis
Hepalon memiliki unjuk kerja yang lebih dibanding jenis NBR. Namun bilamana
larutan yang dipakai mengandung Nitrit, maka karet jenis Hepalon tidak tepat
karena karet Hepalon bereaksi dengan nitrit (Chemical Burning).
11.
Penyerapan Basah (Wet Pick Up) dan Tekanan Squezing
Roll, Kekerasan
karet.
Hardness
Pressure
Wet Pick Up
50 – 70
400 – 800 Kgs 120 – 200 %......Sizer lama
70 – 76
600 – 3.000 “ 100 – 160 % … Sizer Jepang.
77 – 80
2.000 – 10.000 “ 80 – 110 % ….Sucker Muller.
12.
Draft / Stretch
/ Tarikan benang.
Prinsip dasar Draft pada proses penganjian adalah menarik
benang selembut mungkin dengan tegangan / tension serendah mungkin agar masih
cukup Elongation/ daya mulur benang nya pada saat proses tersebut. Sehingga
benang masih memiliki daya tahan yang cukup pada saat proses pertenunan.
Pada masa kini dengan dipakainya INVERTER sebagai ganti SIDE
SHAFT dan gearing motion, draft bisa diatur sekecil mungkin sampai dibawah 1,
yang penting benang jangan sampai kendor.
Berikut ini draft yang biasa diberikan pada beberapa jenis
benang:
Jenis Benang Draft
Cotton
Max 2,5 % ….pada mesin Sucker Muller bisa dicapai
1,5 %.
TC 2,0
%
Spun Rayon Max 4,0 %
Spun Polyester 2,0 %
13.
Ruang terbuka (Open Space) dan penutupan benang (Coverage).
Jumlah Total End benang yang dapat dikanji dengan baik
sangat tergantung pada nomornya dan panjang permukaan Rol Pemeras (Squezing
Roller).
Berdasarkan pengalaman, Coverage yang baik adalah 60% dengan
Open Space sebesar 40 % nya.
Menganji dengan Coverage lebih dari 60% hasilnya tidak
maksimal, sehingga untuk jumlah benang tersebut sebaiknya menggunakan Double
Size Box, yang berarti prosentasi Coverage nya dibagi dua.
Lalatan benang è
Gb. Cover Factor kecil < 60% Gb. Cover Factor besar >60%
Lebar kerja Rol Pemeras
– Diameter benang x Total ends
Open Space % =
----------------------------------------------------------------------
Lebar kerja Rol Pemeras
Coverage % = 100% - % Open Space
Misal:
Diketahui benang TC 45
Total ends = 7000 helai
Disizing pada mesin dengan panjang Squezing Roll = 1800 cm,
dan lebar kerjanya 1700 cm.
Berapakah Coverage % nya?
1
Jawab: Diameter
benang TC 45 = ------------ inch = 0.00571 inch
Total permukaan benang = 0.00571 inch x 7000 helai = 39.97
Lebar kerja Squezing Roller = 1700 Cm = 66.92 inchi.
66.92 – 39.97
Open Space % = --------------------- % = 40.28 %.
66.92
Maka Coverage % = 100% - 40.28 = 59.71%
14.
Kandungan air (Moisture).
Intinya: Terlalu
banyak air dalam benang, berarti
basah è lengket + Jamur.
Terlalu kering berarti benang getas/ rapuh dan banyak debu.
Dibawah ini
adalah beberapa standart moisture yang
dianggap bagus dalam benang terkanji:
Jenis benang Moisture %
Cotton 7 – 8 %
TC
2 – 3 %
Spun
Rayon 8 – 11 %
Spun
Polyester 1 – 1,5 %.
Catatan:
Diijinkan untuk mengutip sebagian kecil artikel ini--tidak boleh seluruhnya -- untuk dimuat di situs lain dengan menyebutkan link dan sumber. Apabila ditemukan copy/paste seluruh artikel atau tanpa menyebutkan sumber, akan diajukan ke DMCA Google Complaints supaya di-banned dari Google search. Harap maklum.
Penulis: H. Khaeruddin Khasbullah.
Catatan:
Diijinkan untuk mengutip sebagian kecil artikel ini--tidak boleh seluruhnya -- untuk dimuat di situs lain dengan menyebutkan link dan sumber. Apabila ditemukan copy/paste seluruh artikel atau tanpa menyebutkan sumber, akan diajukan ke DMCA Google Complaints supaya di-banned dari Google search. Harap maklum.
Penulis: H. Khaeruddin Khasbullah.
Alhamdulillah, sangat bermanfaat dan membantu.
BalasHapusPerkenalkan pak, saya lulusan Kimia Tekstil tahun 2012 dari Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung, bekerja di salah satu perusahaan Sizing sebagai formulator sizing.
Mohon kiranya nanti jika ada pertanyaan dari saya, bapak bersedia untuk share pengalamannya dibidang penganjian karena saya kurang begitu paham mengenai aplikasi penggunaan sizing di industri tekstil untuk berbagai jenis benang.
Mohon kerjasamanya.
:)
Dengan senang hati.
HapusKABAR BAIK!!!
HapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.
mohon bantuan.
BalasHapussaya seorang petenuntradisional
bagaimana cara membuat benang keluaran pabrik (benang sudah jadi/sempurna) mudah putus(rapuh atau regas)?cara mudah/tradisional dan tidak berbahaya?
terimakasih
Jika benang tersebut untuk lusi, bisa dibantu dengan penganjian, draft harus dibuat sekecil mungkin.
BalasHapus. Lihat resep- reep penganjian. Namun jika untuk pakan, kita sudah tidak bisa menolong lagi.
saya ingin bertanya tentang sisa bahan penganjian yang setelah digunakan akan dibuang , apakah limbah tersebut termasuk limbah berbahaya atau bagaimana cara membuang limbah tersebut ? apakah diproses lebih dahulu atau dibuang langsung ke saluran umum ?
BalasHapusPak haji Khaerudin, mohon maaf jika saya memberikan komentar/balasan disini. Mudah-mudahan nanti Bapak bisa menyempurnakannya.
HapusPak Indra Yuwono, dengan semangat share dapat saya berikan sedikit gambaran sebagai berikut.
Sebagian besar produsen chemical sizing adalah negara-negara yang memiliki kesadaran lingkungan tinggi seperti Jepang, Jerman, Perancis, dsb. Kebanyakan mereka membuat komponen obat kanji dengan PH netral (PH 7), yang sama dengan PH air.
PH adalah Power Hydrogen atau ada pula yang menyebutnya sebagai Potenz Hydrogen, secara sederhananya maksud dari PH adalah derajat keasaman atau derajat basa yang dimiliki dari suatu larutan.
Selain PH dibuat sama dengan PH air, produsen biasanya menyertakan sifat sizing agent tersebut dengan : good biological degradability, maksudnya kira-kira mudah terurai secara biologi atau tidak berpotensi mencemari lingkungan.
Cara membuang sisa larutan cukup dicampur air yang banyak, lalu dibuang ke saluran.
Mudah-mudahan info ini bermanfaat, selamat siang menjelang sore dan selamat berkarya
Kalo dari sudut pandang KLHK,,sisa Obat Sizing itu masuk kedalam limbah dan harus di Olah dahulu sebelum dibuang ke badan sungai dengan alasan Kandungan BOD sangat tinggi...IPAL sederhana buat limbha Sizing buat seperti SeptiTank jd pakai proses AnAerob...
Hapussalam sehat sejahtera selalu dan salam kenal dari saya pak, disini kebetulan saya bergerak di bidang penggulungan benang jahit dan polyster, saya suka dapat sisa warpingan nya dari pabrik dan saya gulung ulang lg, disini saya mau bertanya. bagaimana supaya menjaga kualitas benang agar tidak mudah rapuh dan apakah bisa apabila dalam proses pencelupan benang dalam kondisi sudah berwarna? dan kalau bisa apakah tidak berpengaruh (kualitas warna) yang di tuju. terimakasih banyak mohon bantuannya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusBenang Warna bisa dilakukan Pencelupan lagi dengan syarat Warna awal lebih muda dari warna Akhir ( Oper Warna ), atau kita lakukan pelunturan warna dahulu baru kita lakukan Celup kembali,,,untuk Kualitas Warna lebih baik sebelumnya dikelompokkan dahulu benang Warna awal yg akan di luntur / celup ulang supaya Shading warna bisa sama...
HapusAssalamu'alaikum pakHaji.....
BalasHapusSebagiannya sudah saya baca, bagi saya tulisan Bapak sangat berguna sebagai rujukan dan tentu saja menambah kedalaman wawasan keilmuan wa bil khusus keilmuan textile.
Ada beberapa tabel yang tidak muncul akan tetapi tidak mengurangi isi dari yang Bapak tulis.
Oh iya Pak, mohon maaf sebelumnya.....apakah untuk jenis potato starch memang belum sempat masuk pembahasan ataukah ia digolongkan pada jenis yang Bapak bahas?
Sekali lagi saya berterima kasih atas tulisan ini dan sangat menuai manfaat, semoga kebaikan Bapak mendapat balasan keutamaan dunia dan keutamaan akhirat....amin yaa robbal'alamn
Muhammad Syifak
Joetex 1986/87
Ex Antontex
Karawang
Maaf, karena berbagai kesibukan, banyak komentar belum terjawab. 1- Tentang Sisa obat kanji, hanya PVA yang memiliki BOD/ COD agak tinggi. Yang lainnya akan cepat mengalami degradasi, hanya bau yang kadang agak menyengat. Dianjurkan dibuatkan 3- sumur/ kolam bertingkat. Pada sumur pertama biasanya terkumpul paling banyak sisa lumpur kanji. Sisa lumpur ini bisa berkala disedot melalui tanki penyedot WC. Bagi yang memiliki water treatment, bisa untuk "makan" bactery pada carbon active. Terima kasih sama pak Abu Jihan. 2- Tentang Potato Starch, lupa saya tulis. Perlu dicatat, potato memiliki kelebihan dibanding tapioca, white flour maupun corn. 3- Yth, Apip Luqman Aziz. Benang cones berwarna, ada dipasaran. Namanya Dyed Yarn. Diwarna dalam Soft Bobbin dalam ruang vacuum. Kualitas tidak ada pengaruh.
BalasHapusAsaalammualaikum pak, perkenalkan saya Ervin mahasiswa STT Tekstil Bandung. Saya sedang meneliti faktor faktor yang mempengaruhi SPU. Apakah bapak bersedia menjadi narasumber saya?
BalasHapusAssalamualaikum pak Haji....
BalasHapusMatur nuwun sudah dibagi ilmu nya
SAYA LAGI BUTUH OPERATOR / KARU / KASHIFT SIZING SILAHKAN HUBUNGI SAYA subagyo314@gmail.com
BalasHapusPassword untuk buka monitor,yg tampilanya namanya debug apa min
BalasHapusPassword untuk buka monitor,yg tampilanya namanya debug apa min
BalasHapussatuan Kgs itu sama dengan apa ya?
BalasHapusIya saya jg bingung dengan satuan kgs penulis, yg dimaksud kgs itu kilogram square per m2 atau per cm2 atau apa? Alangkah baiknya menggunakan satuan bar. Mohon maaf dan terima kasih
Hapuskalau 1 Kilogram ditulis 1 Kg ... Jika lebih dari 1 Kilogram maka ditulis, Contoh : 2 Kgs ...
HapusSaya menjual produk Pelumas/Oli dan Grease/Gemuk untuk sektor Industri.
BalasHapusOli yang kami pasarkan diantaranya untuk aplikasi : Diesel Engine Oil, Transmission Oil, Gear Oil, Compressor Oil, Hydraulic Oil, Circulating & Bearing, Heat Transfer Oil, Slideway Oil, Turbine Oil, Trafo Oil, Metal Working Fluid, Synthetic Oil, Corrosion Preventive, Wire Rope, Specialities Oil dan aneka Grease/Untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
WA:0813-1084-9918
Terima kasih
Assalamu'alaikum. Sy seorang operator sizing di perusahaan textile di bandung. Sy mau bertanya, cara penanganan terhadap benang dty di sizing bagaimana, dan cara mengukur viscosifitas untuk benang dty, supaya lancar. Terima kasih.
BalasHapusselamat siang, salam kenal,kami distributor utk bahan2 chemical textil oil seperti : Parafin wax dan Anti Static Conning oil.
BalasHapusANTI STATIC CONNING OIL ini bermanfaat untuk menguatkan benang, agar benang tdk mudah putus. jika ada yg berminat chemical textile oil tersebut , silahkan bisa menghubungi :
081218158219